OBSERVASI DALAM RANGKA PEMENUHAN NILAI UAS PEDAGOGIK SEMESTER II YANG DI AMPUH OLEH Bpk. Dr. Dharma Kesuma M,Pd
Oleh
Yaer Bulo Lolopayung (1107197)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Semua orang yakin bahwa guru memiliki
andil yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar di sekolah. Guru sangat
berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk
yang lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak
lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang
membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian peserta didik, ketika
orang tua mendaftarkan anaknya ke
sekolah pada saat itu ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat
berkembang secara optimal. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai
peran guru dalam pembelajaran sebagai acuan untuk memahami sebuah profesi
kependidikan.
Secara
awam, guru disebut sebagai seseorang yang menguasai sebuah bidang ilmu
pengetahuan dan berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan tersebut. Seorang
guru adalah sesosok dengan kepribadian yang lembut, angun, santun, sopan, dan
jujur (dan mungkin masih banyak lagi sifat baik lainnya). Guru, dalam pandangan
Freire, tidak hanya menjadi tenaga pengajar yang memberi instruksi kepada anak
didik, tetapi mereka harus memerankan dirinya sebagai pekerja budaya (cultural
workers). Guru harus mempunyai kesadaran penuh bahwasanya pendidikan itu
mempunyai dua kekuatan sekaligus, yakni sebagai aksi kultural untuk pembebasan
atau sebagai aksi kultural untuk dominasi dan hegemoni dan sebagai medium untuk
memproduksi sistem sosial yang baru atau sebagai medium untuk mereproduksi
status quo.
Sumber
daya pendidik, guru, menjadi kunci utama keberhasilan pendidikan. Di Indonesia,
guru seakan-akan menjadi satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik.
Melihat kebutuhan semacam itu, guru harus menjadi sesosok yang mumpuni dalam
menjalankan segala fungsinya serta melaksanakan pendidikan yang sempurna
melalui pengajaran-pengajaran yang telah direncanakan.
1.2.
Tujuan
Observasi
Tujuan
penulis dalam melakukan observasi di samping utuk pemenuhan nilai mata kuliah adalah
untuk mengetahui peran guru yang sebenarnya dalam pembelajaran disebuah sekolah
ataupun dalam sebuah lembaga pendidikan formal.
1.3.
Rumusan Masalah
Penyingkapan berbagai rumusan
masalah dan kriteria menjadi Seorang guru
ini yang akan di sajikan oleh penulis yaitu mengenai bagaimana kita
dapat menjadi Seorang guru yang tidak hanya sekedar mengajar tetapi benar-benar
membawa diri kita untuk mengabdi terhadap anak didik kita, yaitu dengan menjadi
guru yang profesional.
1.4.
Manfaat
Observasi
Manfaat
dari pengadaan Observasi ini adalah agar mengetahui sejauh mana peran dan
tindakan yang sudah di lakukan oleh guru-guru, baik di Sekolah maupun di
lingkungan sekitar kita.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Guru
Guru adalah pendidik, yang menjadi
tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.
Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin. Berkenaan dengan wibawa guru
harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional,
moral, sosial, intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dan
pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan bidang yang
dikembangkan. Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai
peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional karena
mereka bertugas unutk mendisiplinkan peserta didik didalam sekolah, terutama
dalam pembelajaran. Oleh karena itu menanamkan disiplin guru harus memulaidari
dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.
2.2. Peran Guru Yang Sebenarnya
Guru membantu peserta didik yang sedang
berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk
kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari. Perkembangan teknologi
mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran
menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan dalam belajar. Hal ini
dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga
relatif murah, kecuali atas ulah guru. Kegiatan belajar peserta didik
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan
peserta didik, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Apabila faktor tersebut dipenuhi, maka
pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Untuk itu, terdapat beberapa hal
yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu : Membuat Ilustrasi,
Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan,
Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan
media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, dan
Memberikan nada perasaan.
2.3. Peran Guru Sebagai Pendidik
Guru
dapat di ibaratkan sebagai Pendidik dan pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga
perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih
dalam dan kompleks. Guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan
perannya sebagai Pendidik yaitu :
1.
Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yanghendak
dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki pesertadidik
sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya, sertakompetensi apa yang
mereka diperlukan untuk dipelajari dalam mencapaitujuan. Untuk merumuskan
tujuan, guru perlu melihat dan memahami seluruhaspek perjalanan.
2.
Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang
paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak
hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
3.
Guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin merupakan tugas yang
paling sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kehidupan dan arti
terhadap kegiatan belajar mengajar.
4.
Guru harus melaksanakan penilaian. Penilaian yang dilakukan harus mencakup
selurus proses kegiatan belajar mengajar.
BAB
III
HASIL
OBSERVASI
3.1. Praktek Guru Di Lapangan
Kenyataan
praktek guru yang banyak saya jumpai di lapangan adalah:
1.Tidak sedikit guru yang mendidik
dengan kekerasan
2.Guru mendidik tidak dengan kasih
sayang yang tulus
3.Guru tidak memiliki tanggung jawab
terhadap peserta didik
4.Guru tidak mengajarkan kewibawaan
kepada anak didik, bahkan guru itu sendiri tidak memiliki kewibawaan.
Kenyataan lain bahwa masih banyak guru
di lapangan yang tidak memiliki dasar yang kuat akan konsep dasar dari
pendidikan sehingga pola mengajar dari guru-guru tersebut terkesan hanya
asal-asalan tidak dapat dipungkiri lagi. Guru hanya mengejar setoran nilai ke
kepala sekolah dan dinas. Hal tersebut disebabkan karena paradigma yang salah
di masyarakat Indonesia yakni keberhasilan peserta didik hanya dilihat hanya
dari potensi akademik. Kondisi tersebut membawa keadaan dimana guru hanya
menerapkan pembelajaran searah, pembelajaran yang memberlakukan guru sebagai
subjek dan peserta didik sebagai objek. Interaksi dalam proses pembelajaran
tersebut adalah interaksi atasan dan bawahan.
Tidak
sedikit guru di lapangan hanya peduli untuk memasukkan pengetahuan ke peserta
didik dengan alasan mengejar nilai semata. Dengan pembelajaran yang monoton
yakni ceramah dilanjutkan mencatat kemudian drill soal dan akhirnya
latihan-latihan soal mendorong peserta didik menjadi sesosok yang pandai
menghafal sesaat.
Banyak
permasalahan yang menjadikan sesosok guru menjadi mesin nilai bagi sekolah,
dinas, dan negara. Guru di Idonesia tidak menjadikan pekerjaan guru sebagai
sebuah profesi yang dengan penuh iklas dijalani segala resiko dan kendalanya.
Guru
di lapangan sebagian besar tidak memiliki visi yang jelas akan dibawa kemana
peserta didik mereka. Visi guru telah dibuyarkan dengan nilai ekonomis dan
prestise untuk mencapai hegomoni sesaat karena telah membawa peserta didiknya
meraih nilai tertinggi. Bagaimana mungkin membentuk karakter peserta didik jika
karakter sang guru pun tidak kuat? Guru tidak memiliki visi yang jelas kemana
peserta didik mereka akan dibawa.
3.2.
Observasi Pengalaman
Saya
pernah bertanya kepada seorang guru di daerah saya (papua) bawa mengapa Dia
lebih memilih profesi guru? Lalu Dia menjawab bahwa Dia memilih profesi guru
sebagai sebuah profesi yang aman dan nyaman karena dengan menjadi guru, Dia
akan dapat tunjangan hari tua (pensiun). Selain itu Dia juga dapat melakukan
pekerjaan lain karena waktu mengajar sedikit. Alasan-alasan tersebut menjadi
dasar mengapa profesionalisme guru kadangkala dan bahkan jarang ada dalam diri
seorang guru. Setelah keluar dari lingkup sekolah, guru tidak lagi berfikir
bagaimana perkembangan peserta didik mereka? Pendidikan hanya berhenti di dalam
sekolah dan bahkan kelas. Hal tersebut membuktikan bahwa guru tersebut belum
benar-benar membawa diri sepenuhnya untuk menjalani profesi yang mulia ini.
Contoh
lain bahwa guru mendidik tidak dengan kasih sepenuhnya dan hanya memilih-milih
siswa yang Dia anggap mampu. Pengalaman saya waktu duduk di bangku SMA, lebih
tepatnya di kelas Dua, seorang dari antara guru-guru kami mengajar tidak dengan
kasih sepenuhnya, suatu waktu dia memberikan tugas, lalu murid yang dia
percayakan (murid yang pandai) sebagai penyambung informasi kurang jelas dalam
memberitahukan informasi tersebut, jadinya kami salah mengerjakan tugas itu.
Guru itupun marah kepada kami meski telah kami jelaskan bahwa kami mengerjakan
tugas itu sesuai dengan apa yang di beritahukan oleh teman kami. Bukti lain
yaitu saat saya duduk di kelas 3 SMA, guru kami hanya mendekati dan menyenangi siswa
yang pandai, sedangkan siswa yang terbelakang kurang di perhatikan. Padahal
menurut saya justru siswa yang terbelakang itulah yang seharusnya mendapatkan
perhatian yang ekstra dari pada anak-anak yang lain, agar pembelajaran yang dia
lakukan pun berhasil.
Fakta
lain adalah bahwa guru-guru masih banyak yang mendidik dengan kekerasan,
pengalaman saya waktu duduk di bangku sekolah dasar kelas 1, suatu hari kami
bermain di dalam kelas, dan menurut guru tersebut permainan kami kurang sopan
dan menggangu ketentraman orang lain, Guru itu lalu menampar kami dengan sangat
keras, padahal untuk anak seumuran kami waktu itu sangat tidak pantas jika di
perlakukan seperti itu. Dia seharusnya memakai cara yang baik seperti
memperingati dan memberikan teguran saja, karna anak-anak masi dalam tahap
pembentukan karakter, dan jika sudah teraniaya sejak kecil, anak tersebut
mungkin trauma bahkan masih menyimpan kenangan buruk itu, contohnya seperti
saya sekarang yang masih mengigat pengalaman tersebut. Contoh lain, waktu saya
duduk di bangku SMP, hanya karna ribut di dalam kelas, kami semua di pukuli
dengan menggunakan papan, dan itu sangat sakit hingga memar pada betis kami
semua, selain itu juga kami di pekerjakan untuk menimbun lapangan voly yang kalau mau di pikirkan dengan akal sehat, itu merupakan pekerjaan yang sangat berat dan cocoknya diperuntukkan kepada orang dewasa, dan menurut saya kan ada dana bntuan pemerintah dalam bidang tersebut, seharusnya
guru tersebut dengan bijaksana mengelola dan memanfaatkan dana tersebut.
Bukti
lain adalah Guru tidak memiliki tanggung jawab terhadap peserta didik. Pada
waktu sekolah, banyak sekali guru yang tidak bertanggung jawab terhadap
tugasnya, malah lebih mementingkan urusan yang lain, guru itu hanya memberi
tugas, tugas, dan tugas jika jam mengajarnya tiba, padahal seharusnya guru
tersebut berada di dalam kelas untuk membimbing dan mengarahkan kami agar kami
bisa paham tentang materi yang seharusnya dia ajarkan.
Banyak
guru yang tidak memiliki kewibawaan, Pada waktu SMP seorang guru masuk dan
mengajarkan materi, dan pada saat break sebentar, dia malah makan-makan di
dalam kelas, selain itu di SMA, guru yang satu ini mengajar sambil merokok.
Menurut saya kedua guru di atas seharusnya tau mengkondisikan waktu yang tepat
di mana dia harus melakukan hal tersebut, karena seorang guru harus memiliki
kewibawaan, agar murid pun bisa meneladani dan menghargai guru tersebut.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Guru
sangat berperan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Guru juga harus berpacu pada pembelajaran, dengan
memberikan kemudahan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuannya
secara optimal. Peran guru dalam pembelajaran yaitu : Guru sebagai pendidik,
Guru sebagai Pengajar, Guru sebagai pembimbing, Guru sebagai pelatih, Guru
sebagai penasehat, Guru sebagai pembaharu (innovator), Guru sebagai model dan
teladan,Guru sebagai pribadi, Guru sebagai peneliti, Guru sebagai pendorong
kreatifitas,Guru sebagai pembangkit pandangan, Guru sebagai pekerja rutin, Guru
sebagai pemindah kemah, Guru sebagai pembawa cerita, Guru sebagai aktor, Guru sebagai
emansipator, Guru sebagai evaluator, Guru sebagai pengawet.
3.2. Saran
Guru seharusnya mencintai pekerjaannya, bukan
karena mengejar keuntungan dan kenikmatan semata. Sebaliknya, kita harus
benar-benar membawa diri untuk mendidik anak didik kita untuk menuju ke arah
yang lebih baik. Guru pun harus bisa mengkondisikan situasi, Di samping itu,
Sebagai calon pendidik, maka kita kita dituntut untuk mengetahui peran guru
dalam pembelajaran agar menjadi acuan bagi kita untuk mengembangkan diri sedini
mungkin, agar kelak setelah kita terjun langsung dalam pembelajaran disekolah,
dapat secara mantap menjadi figur seorang guru yang patut untuk di guguh dan
ditiru.
DAFTAR PUSTAKA
E.
Mulyasa, Dr.M.Pd. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT.
RemajaRosdakarya.
Melalui
observasi di lapangan.
NB: Untuk menjaga keaslian dan hak cipta mohon untuk tidak di Copas yah, ;) hanya sebagai bahan/sumber referensi untuk membantu rekan-rekan sekalian, okeyy?? dan jgn lupa yah untuk like or meninggalkan koment sebagai acuan/pertimbangan untuk perbaikan postingan saya kedepanya. Terimakasihh.